10 Negara dengan Deforestasi Terbesar di Dunia, Ada Indonesia
Duniakreasi.id — Berdasarkan laporan World Resources Institute (WRI) yang dikutip oleh media global — termasuk Kompas — periode 2001–2024 mencatat sejumlah negara sebagai “kontributor utama” hilangnya tutupan pohon global.
Berikut daftar 10 negara dengan deforestasi terbesar pada periode tersebut: Rusia, Brasil, Kanada, Amerika Serikat (AS), Indonesia, Republik Demokratik Kongo (DRC), China, Bolivia, Malaysia, dan Australia.
Kehadiran Indonesia di daftar ini menjadi sorotan — menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki salah satu hutan tropis terluas di dunia, tekanan pada hutan tetap berat dan deforestasi menjadi isu nyata.
📉 Data & Fakta: Seberapa Besar Kehilangan Hutan Indonesia?
Menurut WRI:
- Sejak tahun 2001, Indonesia kehilangan sekitar 32 juta hektar tutupan pohon.
- Dari tutupan pohon awal pada tahun 2000 sebesar sekitar 160,6 juta hektar, kehilangan ini dianggap signifikan.
- Sebagian besar hilangnya tutupan disebabkan oleh konversi lahan untuk produksi komoditas — terutama perkebunan skala besar seperti kelapa sawit, industri kayu, dan penggunaan lahan lainnya.
- Kebakaran hutan, terutama saat musim kemarau atau akibat praktik pertanian dan pembukaan lahan, juga berkontribusi pada deforestasi dan penurunan kualitas ekosistem hutan.
Statistik ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan deforestasi absolut terparah di dunia pada periode analisa — menandakan urgensi perlindungan, konservasi, dan kebijakan berkelanjutan terhadap hutan tropis.
⚠️ Kenapa Kehilangan Hutan Harus Menjadi Perhatian Global & Nasional
• Dampak terhadap Iklim & Karbon Global
Hutan tropis seperti di Indonesia adalah penyerap karbon besar. Hilangnya hutan dalam jumlah besar berarti pelepasan karbon ke atmosfer — berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Studi terbaru menunjukkan bahwa banyak hutan tropis kini mulai beralih dari ‘penyedot karbon’ menjadi ‘pemberi karbon’ karena gangguan dan deforestasi terus-menerus.
• Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Hutan tropis adalah habitat jutaan spesies tumbuhan dan hewan, banyak di antaranya endemik dan hanya ada di wilayah tertentu. Deforestasi menyebabkan hilangnya habitat, memicu ancaman kepunahan spesies, rusaknya ekosistem, dan melemahnya ketahanan ekologis.
• Risiko Bencana Alam & Sosial
Konversi hutan — terutama di atas DAS (Daerah Aliran Sungai) atau daerah hulu — meningkatkan risiko tanah longsor, banjir, erosi, dan gangguan hidrologi. Bencana seperti banjir besar atau longsor di daerah dengan deforestasi berat bisa lebih parah dan merugikan banyak warga.
• Dampak terhadap Masyarakat Lokal & Ekonomi — Jangka Panjang
Masyarakat adat, petani kecil, dan komunitas pedesaan yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian, sumber air, dan ekosistem — akan terimbas langsung. Selain kehilangan sumber daya, mereka juga menghadapi krisis lingkungan dan perubahan iklim.
🌍 Bagaimana 9 Negara Lain Berperan — & Mengapa Masalah Ini Global
Di luar Indonesia, negara-negara lain di daftar juga memegang peran besar dalam deforestasi global:
- Brazil — kehilangan tutupan pohon terbesar absolut, terutama di wilayah Amazon, akibat ekspansi pertanian, peternakan, dan kebakaran hutan.
- Banyak negara di Afrika dan Asia (misalnya DRC, Angola, Myanmar) menghadapi tekanan pembangunan, ekspansi perkebunan, pertanian, dan pertambangan — yang menyebabkan hilangnya hutan alam dalam skala besar.
- untuk negara dengan hutan boreal atau sedang (seperti Kanada, AS, Rusia) — kebakaran hutan dan aktivitas pertambangan atau penebangan juga menyumbang perubahan tutupan pohon, meskipun dari jenis hutan berbeda.
Artinya: deforestasi adalah masalah global, tidak hanya lokal. Efek karbon, iklim, keanekaragaman hayati, dan bencana bisa dirasakan lintas negara dan benua — menuntut kerjasama internasional serta komitmen global.
✅ Upaya & Tantangan: Menekan Deforestasi, Mengembalikan Hutan
Beberapa upaya yang wacananya bisa atau sedang dijalankan:
- Perlunya regulasi ketat terhadap izin konversi lahan, perkebunan, penebangan — serta penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal seperti pembalakan liar.
- Restorasi hutan dan reboisasi — menanam kembali pohon, merevitalisasi lahan bekas, serta menjaga agar ekosistem bisa pulih.
- Pemanfaatan hutan secara lestari — agroforestry, hutan sosial, perhutanan berkelanjutan, serta metode produksi ramah lingkungan.
- Edukasi lingkungan & masyarakat — meningkatkan kesadaran bahwa hutan bukan hanya komoditas, tapi warisan ekologis dan penyangga kehidupan.
- Kolaborasi global — karena hutan tropis di Indonesia dan sejumlah negara lain adalah bagian dari solusi iklim dunia; sehingga dukungan internasional, pendanaan hijau, dan solidaritas global penting.
Namun tantangannya berat: tekanan ekonomi, kebutuhan pembangunan, permintaan komoditas, serta celah regulasi membuat deforestasi terus terjadi. Pemulihan butuh niat politik, sumber daya, dan partisipasi semua pihak — pemerintah, swasta, masyarakat sipil, hingga warga lokal dan dunia.
📌 Kesimpulan — Indonesia & Dunia di Titik Persimpangan: Hutan, Krisis, atau Kesempatan
Daftar 10 negara dengan deforestasi terbesar dunia bukan sekadar statistik — ia adalah alarm keras: bahwa hutan dunia, sekaligus paru-paru planet, sedang menyusut. Indonesia termasuk di antara mereka, dengan kehilangan tutupan pohon yang masif selama dua dekade.
Tapi sekaligus, ini adalah panggilan untuk bertindak: untuk konservasi, restorasi, dan perubahan paradigma — bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan ekosistem. Jika tidak, kerugian bukan hanya ekologis — tapi kemanusiaan: iklim ekstrem, bencana, kehilangan keanekaragaman, dan ketidakpastian masa depan.
Tanggung jawab ini ada pada kita semua — pemerintah, swasta, komunitas, hingga individu. Hutan bukan cuma aset nasional — ia milik dunia, dan masa depan tergantung bagaimana kita menjaganya.

