Melihat Suasana Angkringan Malam di Kota Medan
Duniakreasi.id
Kota Medan tak hanya dikenal karena sejarah dan budaya, tetapi juga oleh kehidupan malam yang hidup — salah satunya lewat keberadaan angkringan pinggir jalan yang ramai didatangi warga. Salah satu angkringan populer berada tepat di depan Istana Maimun, dan baru-baru ini suasananya jadi sorotan.
🌙 Setting & Suasana
Angkringan malam di depan Istana Maimun buka dari sore hingga larut malam. Deretan kursi dan bangku sederhana berjajar di pinggir jalan, memberi ruang bagi banyak orang untuk nongkrong santai. Lampu temaram, hembusan angin malam, dan musik yang mengalun membuat suasana terasa hangat dan nyaman — jauh dari keramaian hingar-bingar kota.
Saat akhir pekan, terutama malam hari, pengunjung dari berbagai kalangan ramai berdatangan. Anak muda mendominasi, tapi tak sedikit pula pengunjung dari kelompok usia berbeda datang sekadar untuk makan, ngobrol, atau melepas penat.
Seorang pengguna mengatakan bahwa tempat ini cocok untuk berkumpul bersama teman. “Tempatnya cocok untuk ngumpul bareng teman,” ujar dia.
🍜 Menu & Ragam Kuliner
Angkringan ini menawarkan beragam pilihan — dari camilan hingga makanan berat. Beberapa menu yang tersedia antara lain nasi bakar, seblak, telur gulung, makanan grill, dan berbagai jenis minuman. Harga yang terjangkau membuat angkringan ini ramah di kantong, terutama bagi anak muda dan pelajar.
Dengan kombinasi suasana santai, harga bersahabat, dan keberagaman menu, angkringan seperti ini menjadi alternatif bagi mereka yang mencari tempat makan malam sederhana tanpa perlu masuk ke kafe atau restoran mewah.
📈 Tren Angkringan Malam di Medan
Fenomena angkringan malam di Medan bukan hal baru — namun dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya meningkat. Banyak angkringan didirikan oleh pelaku usaha muda, dengan konsep santai dan informal, menarget konsumen yang ingin tempat nongkrong dengan suasana kasual.
Menurut pelaku usaha, omzet dari angkringan bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah per bulan — meskipun skala usaha relatif kecil. Lokasi strategis seperti dekat pusat kota, akses mudah, dan suasana malam hari yang mendukung turut mendorong minat ramai ke angkringan.
Bagi banyak orang, angkringan kini bukan sekadar tempat makan — melainkan ruang sosial, tempat berkumpul, bersosialisasi, dan menikmati malam di tengah kota. Hal ini sesuai dengan esensi tradisional angkringan: tempat makan dan ngobrol santai sambil menikmati suasana malam.
📝 Implikasi Sosial & Budaya
- Ruang Komunitas & Nongkrong: Angkringan memberi alternatif ruang publik bagi warga kota — terutama bagi generasi muda — untuk bersosialisasi tanpa perlu modal besar.
- Akses Kuliner & Hiburan: Dengan harga terjangkau dan lokasi mudah dijangkau, angkringan membantu menjaga keberagaman kuliner malam di Medan.
- Peluang Ekonomi Mikro: Bagi pelaku usaha kecil, angkringan menjadi sumber pendapatan, sekaligus dorongan inovasi makanan dan pelayanan ringan.
- Urbanisme & Kehidupan Malam Kota: Kehadiran angkringan di pusat kota seperti dekat Istana Maimun menunjukkan bahwa hidup malam di Medan dinamis — bukan hanya tentang hiburan modern tetapi juga budaya makan jalanan dan interaksi sosial tradisional-kontemporer.
Namun, ada tantangan: karena sifatnya di pinggir jalan atau trotoar, potensi konflik dengan regulasi kota, ketertiban umum, dan kelancaran lalu lintas bisa muncul — sehingga perlu pengaturan dari pihak berwenang agar tetap tertib dan aman.
✅ Kesimpulan
Angkringan malam di depan Istana Maimun adalah salah satu wajah modern-tradisional Medan — tempat di mana kuliner, sosial, dan atmosfer kota malam bersatu. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Medan, terutama yang mencari pengalaman lokal, nongkrong santai, atau sekadar ingin menikmati malam dengan suasana hangat, angkringan semacam ini layak dijajal.
Tak sekadar makan, angkringan menawarkan pengalaman: kebersamaan, kesederhanaan, dan semangat kota yang hidup setelah matahari tenggelam.
